Siapakah Sang Pemenangnya?
“Aku pergi.” Ucapmu berulang kali.
Memastikan aku mendengarnya.
Kamu tahu? Ucapanmu seperti melempar batu kedalam lautan.
Kamu tahu akan tenggelam. Tapi tak tahu seberapa dalam. Seperti rasa sakit ini.
Aku tahu ini akan terjadi.
Bukankan kita hanya dua orang kesepian yang bertemu. Mencoba menghilangkan rasa sakit itu. Dan pada akhirnya kita hanya berusaha menyakiti satu sama lain. Untuk memastikan siapa pemenangnya.
Dan sekarang, kau ingin menyakinkan kaulah pemenangnya?
Akulah orang yang kesakitan?
Bisa saja aku membalasnya. Tapi tidak. Aku tidak sejahat dirimu.
Taukah kau kasih? Apa yang lebih tinggi derajatnya dari cinta. Ikhlas. Merelakan.
Aku mencintaimu terlalu dalam, hingga lupa kau akan menyakitiku sepenuhnya.
Tapi kini, aku tahu. Merelakanmu adalah cara terbaik mencintaimu.
“Pergilah. Dan jangan pernah kembali.” Ucapku tegas.
Tapi kamu tidak tahu betapa rapuhnya aku. Tapi, aku merelakanmu sekarang.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment