Kamu, yang aku semogakan.

Rasa ini sesak.
Menyiksaku setiap waktu.
Bukan, bukan karena asap ataupun penyakit pernapasan.
Tapi jarak.
Jarak yang menjadi penyebab.
Jarak yang menghalau pernapasan ini.


Aku memelukmu dalam doa.
Jarak pun bukan penghalau lagi.
Berharap Tuhan tidak pernah bosan akan namamu.
Kamu adalah apa yang selalu aku semogakan.
Bukankah tidak ada pengharapan yang sia-sia?
--Dwi Septiana

No comments: